Madu: Agen Terapeutik untuk Gangguan pada Kulit
Masalah dengan perawatan konvensional untuk berbagai gangguan dermatologis telah menyebabkan para ilmuwan mencari senyawa baru dari nilai terapeutik. Upaya itu termasuk evaluasi produk alami seperti madu. Madu Manuka, misalnya, telah dikenali secara ilmiah untuk khasiat penyembuhan anti-mikroba dan penyembuhannya dan sekarang digunakan secara klinis sebagai pengobatan topikal untuk infeksi luka. Dalam kajian ini, bukti ilmiah tentang keefektifan madu dalam pengobatan luka dan kondisi kulit lainnya dievaluasi. Sebagian besar penelitian in vitro telah mengungkapkan bahwa honeys dari seluruh dunia memiliki aktivitas antimikroba yang manjur melawan mikroba yang relevan dengan kulit. Selain itu, sejumlah penelitian in vitro menunjukkan bahwa madu mampu memodulasi sistem kekebalan kulit. Penelitian klinis telah menunjukkan bahwa madu berkhasiat dalam mempromosikan penyembuhan luka bakar ketebalan parsial sementara efektivitasnya dalam pengobatan luka bakar non-luka bakar dan luka kronis berkonflik. Penelitian yang dipublikasikan yang meneliti khasiat madu dalam pengobatan jenis kelainan kulit lainnya terbatas. Namun demikian, efek positif telah dilaporkan, misalnya, kanuka madu dari Selandia Baru terbukti memiliki nilai terapeutik dalam pengobatan rosacea. Efek anti-karsinogenik madu juga telah diamati secara in vitro dan dalam model murine melanoma. Dapat disimpulkan bahwa madu adalah zat yang secara biologis aktif dan menarik secara klinis namun lebih banyak penelitian diperlukan untuk pemahaman menyeluruh tentang nilai obatnya pada dermatologi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment